Seblak Gajah Wong: Kenangan Masa Kecil yang Penuh Rasa dan Kekecewaan

Seblak Gajah Wong, Sultan Agung

Ketika saya melangkah ke Seblak Gajah Wong di Sultan Agung, Yogyakarta, saya merasakan nostalgia yang mendalam. Tempat ini seolah mengajak saya kembali ke masa kecil, saat masakan ibu menjadi pelipur lara dan momen liburan keluarga dipenuhi tawa. Namun, harapan saya untuk merasakan kehangatan itu seakan sirna seiring dengan pengalaman yang saya alami di restoran ini.

Menu andalan mereka, seblak paket, ternyata tidak memenuhi ekspektasi. Meskipun ada sentuhan cikur, rasa yang dihadirkan jauh dari tipikal seblak Sunda yang kaya rempah. Justru, saya merasakan dominasi rasa asin yang berlebihan, seolah saya sedang mencicipi air laut. Dua porsi yang saya pesan pun sama-sama asin, dengan rasa micin yang begitu kuat. Satu-satunya penyelamat adalah jamur yang memberikan sedikit rasa manis, namun itu tidak cukup untuk menutupi kekurangan lainnya. Kebersihan ceker yang masih menyisakan kulit putih dan tekstur yang tidak empuk membuat saya merasa kecewa.

Harga yang ditawarkan juga tergolong lebih mahal dibandingkan seblak prasmanan lainnya, dengan pilihan topping yang sangat terbatas. Tempatnya kecil dan sempit, hanya ada lima meja, dan meskipun aksesnya strategis, area parkirnya sangat kurang memadai. Saya merasa repot ketika harus membawa mobil. Meskipun mbak-mbaknya ramah, pelayanan yang saya terima sangat mengecewakan. Proses memasak yang terlalu lama dan rasa yang tidak konsisten membuat saya merasa zonk. Rasanya lebih mirip seblak kuah sup yang cair, tanpa rempah yang melimpah.

Kebersihan juga menjadi masalah, dengan meja yang kotor dan staff yang kurang komunikatif. Tidak ada sapaan atau ucapan terima kasih, membuat saya merasa diabaikan. Suasana yang sempit dan panas, ditambah dengan kipas angin yang kurang optimal, membuat pengalaman makan saya semakin tidak nyaman.

Namun, di balik semua kekurangan ini, ada satu hal yang menyentuh hati saya. Meskipun makanan dan pelayanan tidak sesuai harapan, restoran ini tetap mengingatkan saya pada kenangan indah masa kecil. Mungkin, rasa seblak yang tidak sempurna ini adalah pengingat bahwa tidak semua hal dalam hidup berjalan sesuai rencana, tetapi kenangan yang tercipta tetap berharga. Seblak Gajah Wong mungkin tidak menjadi tempat favorit saya, tetapi ia berhasil membawa saya kembali ke masa-masa yang penuh cinta dan kehangatan. Dan untuk itu, saya berterima kasih.

Review dari lainnya:

Daftar Menu:

Banana Roll Coklat Keju	: Rp 18,000
Seblak Komplit	: Rp 23,000
Lumpisang	: Rp 17,000
Es Teller Creamy	: Rp 18,000
Indomie Level	: Rp 15,000
Seblak Sosis	: Rp 18,000
Seblak Bakso	: Rp 19,000
Teh Panas	: Rp 5,000
Es Teh	: Rp 5,000